Allah SWT Maha Melapangkan dan Menyempitkan Rezeki
Q.S Al-Isro ayat 30
Allah sangat mengetahui keadaan kita dan melihat kita baik dalam keadaan terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi. Berkaitan dengan rezeki, Allah satu-satunnya pemilik dan pembagi rezeki. Terkadang dibuka, ditahan, diambil, digelontoran, kadang bisa diduga dan kadang tidak diduga. Namun sebagaian besar kita tidak tahu dan tidak bisa menduganya. Bahkan saat kita berada di rahim ibu, saat kita berada pada fase selpun Allah sudah siapkan rezeki kita.
Bagaimana akibatnya jika kita kurang atau tidak meyakini Allah Pemilik Rezeki?
Jika kita kurang meyakini bahwa Allah Maha pemilik dan membagikan rezeki, dalam keadaan kesempitan kita akan menjadi galau, takut miskin, takut kekurangan. Sebaliknya disaat Allah memberikan kelapangan, kita menjadi sombong, jika sedang ditahan menjadi galau, stress, dan jika diambil tidak rela.
Begitulah aktibatnya jika kita kurang yakin bahwa Allah Maha Melapangkan dan Menyempitkan Rezeki. Kita akan lebih mudah iri dan dengki dengan kelapangan orang lain, tidak suka jika orang lain mendapatkan kesenangan, dan suka melihat orang lain kesusahan.
Paling Penting adalah Harus Meyakini Allah Maha Pemilk Rezeki (Ar-Razaq)
Bagi kita yang paling penting, kita haru meyakini dengan sepenuh hati bahwa rezeki itu Ar-razaq Allah yang maha pemilik rezeki.,
Sebagaimana firman Allah dalam surat Hud Ayat 6
Kelapangan dan Kesempitan itu Ujian dari Allah
Selain meyakini bahwa Allah Maha Pemilik Rezeki, Maha Melapangkan dan Menyempitkan Rezeki. Kita harus meyakini bahwa kelpangan dan kesempitan itu merupakan ujian dari Allah Subhanau Wata’ala.
Kelapangan yang didapatkan seseorang belum tentu kebaikan bagi dirinya, melainkan bisa jadi istijraj (Na’udzubillahimindzalik), salah satu ciri Istidraj adalah Allah mudahkan keinginan duniawinya tanpa menghirukan halal haram. Oleh karena itu kita tidak usah terpukau dengan jumlah kekayaan tapi yang kita cari adalah keberkahan.
Begitupula kesempitan, kepahitan, musibah yang didapatkan seseorang bisa jadi itu adalah jalan baginya untuk mendapatkan kemuliaan di sisi Allah Ta’ala.
Mencari Kebaikan diantara Kelapangan dan Kesempitan
Allah Maha Melapangkan dan Menyempitkan dan dalam keduanya akan ada kebaikan. Sebagaimana pada Hadist Rasulullah SAW
Dari Shuhaib, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ
“Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruhnya urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya.” (HR. Muslim, no. 2999)
Sungguh menakjubkan keadaan orang beriman, semua urusannya baik, dan tidak ada yang demikian itu selain mukmin, ketika dia diberikan karunia bersyukur. ketika diberikan kemudharatan kemudian dia bersabar.
Kunci Kelapangan adalah Syukur dan Kunci dari Kesempitan adalah Sabar
Jika kita ingin lulus dari ujian kelapangan maka kuncinya adalah Syukur. Jika diuji kesempitan maka kuncinya yaitu bersabar. Sebagai contoh kadang untuk membersihkan hati yang kotor itu bukan dengan sesuatu yang kemudahan, keberlimpahan namun dengan sesuatu yang sulit atau menyakitkan, seperti kita akan membersihkan karat kadang harus digosok , dikerik atau bahkan dibakar.
Cara Menjadi Ahli Syukur
KH Abdullah Gymnastiar memberikan tips atau cara bagaimana kita bisa menjadi orang yang ahli syukur. Ada lima cara yang bisa kita lakukan untuk menjadi ahli syukur yaitu :
- Hati harus yakin bahwa semua datang dari Allah
- Lisan, selalu memuji Allah dalam setiap keadaan (mengucapkan Alhamdulillah). Tipsnya jangan “pupujieun” atau menikmati pujian dari orang lain.
- Kita harus berterimakasih kepada yang menjadi jalan datangnya karunia Allah.
- Gunakan nikmat yang ada untuk medekat kepada Allah
- Keluarkan sedekah. Sedekah tidak selalu harus harta, tapi segala sesuatu yang dikerjakan dengan ikhlas adalah sedekah.
Dalam Q.S Saba Ayat 39
Kemudian dalam hadist Rasulullah SAW
عَنْ جَابِرٍ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – – كُلُّ مَعْرُوفٍ صَدَقَةٌ – أَخْرَجَهُ اَلْبُخَارِيُّ
Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Setiap kebaikan adalah sedekah.” (HR. Bukhari) [HR. Bukhari, no. 6021. Diriwayatkan pula oleh Muslim, no. 1005 dari hadits Hudzaifah]
Jika Sahabat ingin melihat kajiannya secara Full dapat disimak di Link berikut
https://kalam.sindonews.com/