Salah satu kegiatan homeschooling anak-anak kami adalah belajar literasi digital. Menurut UNICEP ada 3 Literasi Digital, yaitu Literasi Teknis, Literasi Media dan Literasi Sosial.
Apa sih itu Literasi Teknis?
Literasi Teknis adalah kemampuan dalam memahami komputer dan menggunakan perangkat lunak / aplikasi untuk membantu kegiatan sehari-hari.
Kalau dulu yang disebut belajar komputer adalah belajar mengetik, untuk zaman anak sekarang belajar komputer sudah berkembang luas, diantaranya :
- Belajar pemrograman (coding) yang merupakan bahasa universal untuk menggerakan teknologi, dengan memahami konsep dasar pemrograman anak dapat memahami bagaimana suatu aplikasi dibuat dan mengetahui bagaimana berkarya di internet.
- Belajar Berkolaborasi atau bekerja sama dalam suatu Project. Belajar menggunakan aplikasi penyimpanan bersama atau cloud seperti google drive.
- Belajar Aplikasi pengolah kata Seperti Microsoft Word, Excel, dsb
- Belajar Aplikasi untuk Presentasi Digital, seperti Microsoft Power point, Edit Foto dan Video.
Untuk mengenalkan literasi teknis ini, saya mulai dengan mengenalkan Scratch. Dengan Scratch ini anak-anak bisa membuat cerita interaktif, permainan, animasi secara gratis dan membagikannya kepada yang lain.
Ini adalah salah satu contoh tulisan animasi yang bisa dibuat
DI saat mereka membuat cerita interaktif, animasi, permainan, musik,
dan seni dengan Scratch? Di saat bersamaan mereka belajar matematika seperti koordinat, variabel, menerapkan variabel seperti untuk mengontrol kecepatan animasi.
Ketika anak-anak sedang belajar membuat proyekdi Scratch, mereka
juga belajar tentang proses desain. Dimulai dengan sebuah ide,
membuat prototipe yang berfungsi, kemudian bereksperimen. Jika bertemu debug ketika ada masalah, mereka mendapatkan umpan balik dari orang lain, kemudian merevisi dan mendesain ulang. Itu adalah
proses yang terus menerus berulang: dapatkan ide, buat proyek,
yang mengarah pada ide-ide baru, yang mengarah pada yang baru
proyek, dan terus dan terus.
Menurut literatur Scratch, Proses desain proyek ini menggabungkan keterampilan belajar abad ke-21 yang penting untuk kesuksesan di masa depan, yaitu berpikir kreatif, berkomunikasi dengan jelas, menganalisis sistematis, berkolaborasi secara efektif, mendesain secara iteratif, belajar terus menerus.
Membuat proyek di Scratch juga membantu anak-anak mengembangkan kemampuan teknologi digital yang lebih dalam. Apa yang kami maksud dengan Lebih Dalam? Untuk dianggap fasih berbahasa Inggris, Bahasa Spanyol, atau bahasa lain, kita harus belajar tidak hanya dengan cara membaca tetapi juga untuk menulis – yaitu, bagaimana mengekspresikan diri Anda dengan bahasa tersebut.
Demikian pula untuk menjadi fasih dengan teknologi digital, kita harus belajar tidak hanya bagaimana berinteraksi komputer tetapi membuat sesuatu / berkarya dengan itu.
Saya memang tidak mengarahkan anak-anak secara khusus menjadi programmer profesional, sama seperti sebagian besar tidak akan menjadi penulis profesional. Tapi belajar program akan memberikan manfaat untuk
semua orang, khususnya untuk mereka sendiri. Dengan ini, anak-anak bisa lebih mengekspresikan diri, lebih kreatif, membantu mereka berkembang sebagai pemikir yang logis, dan membantu mereka memahami cara kerja yang baru teknologi yang mereka temui di mana-mana dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Untuk berkunjung ke situs Scratch, bisa klik disini.