Bismillah…
Tantangan di bunda cekatan pekan ini adalah membuat peta belajar. Saya exited banget dengan hal ini. Dalam proses pembuatan peta belajar ini saya coba flashback ke belakang untuk melihat peta-peta fikiran yang pernah dibuat. Saya pernah membuat peta fikiran untuk Rencana Kegiatan Harian Kayla selama 1 tahun, Rancangan kegiatan digital marketer dan tujuan kehidupan. Tapi belum pernah membuat mind mapping untuk peta belajar. Jadi ini tantangan dan ilmu baru…
Kenapa sih harus Membuat Peta Belajar ? Apa Manfaatnya?
Kenapa harus membuat peta belajar? Kunang-kunang ika menjelaskan di awal pembahasan, bahwa mind mapping ini seperti yang dikatakan oleh penemunya yaitu tony buzan bahwa mind mapping ini seperti mendesign kan cara kerja otak kita dimana otak kita memiliki cabang-cabang yang tidak lurus tidak seperti tabel yang saklek melainkan seperti jalan setapak, 1 neuron berhubungan dengan neuron lainnya. Sebagaimana peta yang berfungsi memandu perjalanan kita, maka peta belajar juga berfungsi untuk memandu belajar kita, sehingga tidak tersesat dan tetap on the track.
Tahapan Dalam Membuat Peta Belajar
- Menentukan Topik Belajar Kita
- Menentukan Goal Kita
- Tentukan Strong Why nya apa
- Tentukan Ilmu apa saja yang diperlukan untuk menunjang topik tersebut
- Tentukan Judul yang menarik
1. Menentukan Topik Belajar
Baiklah, setelah beberapa hari ini merenung dan melihat-lihat kembali telur hijau, telur merah dan telur orange yang telah dibuat. Mencoba merenung, mengaca, dan coba membaca diri dan membaca beberapa referensi dan literatur akhirnya saya coba menentukan topik yang akan saya ambil yaitu tentang Bagaimana Manajamen Qolbu Bagi Womenpreneur.
2. Menentukan Goal Belajar
Goal setelah lulus dari kelas bunda cekatan dan dari belajar yang sudah saya tetapkan sendiri, saya ingin menjadi Muslimahpreneur sukses yang mampu memanaje qolbu & waktu sehingga memiliki bisnis yang mulus keluarga terurus hati lurus. Dan semoga dari perjalanan ini tercipta sebuah karya buku yang berjudul Qolbun Salim MuslimahPreneur.
3. Menentukan Strong Why Belajar
Setelah menapak tilas atas diri, saya dapati bahwa perjalanan menjadi seorang muslimahpreneur atau womenpreneur sudah dilakoni sejak kecil sekitar kelas 5-6 SD. Tahun 1994 Ibu saya memulai karir sebagai womenpreneur dengan membuka usaha konveksi di bidang fashion muslim, mulai saat itu pula tanda disadari saya jadi sering ngoprek mesin jahit dan kain bekas-bekas produksi, alhasil saya punya beberapa karya hasil anak SD berupa bando dan tempat pensil. Lalu hasil karya itu saya jual ke teman-teman tapi saya lupa nominalnya berapa 😀
Kemudian kegiatan womenpreneur muncul lagi pada saat saya kuliah di UII Jogja di sela-sela waktu sebagai mahasiswa. Selain kuliah sebagai mahasiswa saya isi waktu dengan halqah, asisten laboratorium Sirkel (Sistem Informasi Rekayasa Perangkat Lunak), saya juga punya kegiatan womenpreneur mendesign baju-baju hijab untuk teman-teman, kemudian cari bahan bakunya dari toko-toko kain sepanjang jalan malioboro, dari pasar klewer solo, terkadang ambil dari sisa kain produksi ibu yang saya bawa dari tasik :D. Saat itu baju hijab belum ngetrend seperti sekarang. Alhasil ALhamdulillah waktu itu hasil produksi baju hijab design by lina laris manis di kalangan teman-teman aktivitis :D. Setelah lulus dari kuliah dan menikah kegiatan mendesign dan memproduksi baju hijab berhenti, karena harus ikut dinas suami Pulau Selayar Sulawesi Selatan.
Tahun 2010, aktivitas womenpreneur baru dilakoni kembali setelah kepindahan suami ke Pengadilan Negeri Manna Bengkulu Selatan. Tahun 2010, disana saya mulai aktivitas jualan busana muslim dan batik. Berhasil membuat Blog toko online pertama http://grosirpakaianmuslimtasik.blogspot.com/. Jualan busana muslim dan batik berhenti ketika suami dipindahkan lagi ke Pengadilan Negeri Ciamis.
Tahun 2012, pindahnya dinas suami ke ciamis membuka peluang yang lebih besar untuk saya mengembangkan aktivititas sebagai womenpreneur. Karena kami tinggal di rumah sendiri, di kampung halaman sendiri sehingga saya lebih bebas berkreasi. Sehingga akhirnya munculah Usaha Mukena Zaida yang waktu itu dibarengi dengan lahirnya anak ke-2 yang bernama Zaida Tsuraya.
Alhamdulillah kegiatan womenpreneur sampai saat ini tahun 2021 masih saya jalani dengan menjalankan usaha mukena dengan brand mukena zaida. Saya jalani semuanya dengan belajar otodidak, beberapa seminar dan workshop, juga dari pengalaman yang ada. Namun saya belum mempelajarinya secara sistematis dan mendalam karena dulu semuanya dijalani apa adanya, mengalir tanpa tujuan, tanpa adanya target, saya menjalaninya karena saya suka dan sudah menjadi kebiasaan. Ditambah lagi dengan berbagai urusan domestik, mengurus 4 anak yang masih kecil-kecil, dan ditambah tugas sebagai pendidik anak usia dini , sebagai asesor sehingga kadang kurang fokus.
Oleh karena itu, dibalik segudang kegiatan seorang womenpreneur dengan serangkaian tugas utama nya sebagai seorang isteri dan ibu. Pastinya seorang womenpraner harus memiliki konsep manajemen yang baik,baik manajemen waktu, manajemen emosi, manajemen skill terutama manajemen qolbu. Jika tidak, maka semuanya akan sia-sia dan tidak bernilai ibadah di sisi Allah, Nadzubillahimindzalik, padahal sejatinya semua yang kita lakukan termasuk kegiatan womenpreneur harapannya semuanya menjadi amal sholih yang bisa dibawa bekal untuk akhirat kelak.
Itulah strong why saya memilih topik Manajamen Qolbu Bagi Womenpreneur.
4. Menentukan Ilmu apa saja yang diperlukan untuk menunjang topik
Ilmu-ilmu yang saya perlukan untuk menunjang topik tersebut, tergambar dalam peta berikut :
5. Tentukan Judul yang Menarik
Judul dari belajar saya adalah “Qolbun Salim Muslimahpreneur”. Mudah-mudan melalui peran menjadi seorang womenpreneur ini bisa mengantarkankan saya dan teman-teman yang bersedia membaca sampai akhir pada qolbun salim. Aamiin Yaa Robbal Alamiiin…:)