Alhamdulillah bertemu lagi di hari selasa Pertemuan ke 3 Diksaring Paud bersama Ummi Luthfi. Materi pada pertemuan ke-3 ini yaitu Penerapan Konsep Dasar Paud Pada Pembelajaran, dengan bahasan Prinsip-prinsip Pendekatan dalam Pembelajaran Anak Usia Dini.
Menurut Sumber Buku Pedoman Pengelolaan Pembelajaran PAUD hal.6, Dirjen PAUD & Dikmas 2015, ada 10 Prinsip Pembelajaran PAUD yaitu
1. Belajar Melalui Bermain
2. Berorientasi pada Perkembangan Anak
3. Berorientasi pada Kebutuhan Anak secara Menyeluruh
4. Berpusat Pada Anak
5. Pembelajaran Aktif
6. Berorientasi pada Pengembangan Karakter
7. Berorientasi pada Pengembangan Kecakapan Hidup
8. Lingkungan Kondusif
9. Berorientasi pada Pembelajaran Demokratis
10. Menggunakan Berbagai Media dan Sumber Belajar
Di bawah ini akan dibahas penjelasan pada masing-masing poin tersebut.
1. Belajar Melalui Bermain
Anak sebagai Pusat Pembelajaran. Seluruh kegiatan pembelajaran direncanakan dan dilaksanakan untuk mengembangkan potensi anak. Dilakukan dengan memenuhi kebutuhan fisik dan psikis anak. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan cara menyenangkan sesuai dengan cara berfikir dan perkembangan kognitif anak. Pembelajaran PAUD bukan berorientasi pada keinginan lembaga / guru / orang tua.
Anak di bawah usia 6 tahun berada pada masa bermain. Pemberian rangsangan pendidikan dengan cara yang tepat melalui bermain dapat memberikan pembelajaran yang bermakna bagi anak.
Bermain merupakan kegiatan yang paling diminati anak. saat bermain, anak-anak melatih otot besar dan otot kecil, melatih keterampilan berbahasa, menambah pengetahuan, melatih cara mengatasi masalah.
2. Berorientasi pada Perkembangan Anak
Pembelajaran untuk anak usia dini harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak baik usia maupun kebutuhan individual anak. Perkembangan anak mempunyai pola tertentu sesuai dengan garis waktu perkembangan. Setiap anak berbeda perkembangannya. Ada yang cepat ada yang lambat. Oleh karena itu, pembelajaran anak usia dini harus disesuaikan baik lingkup maupun tingkat kesulitannya dengan kelompok usia anak.
3. Berorientasi pada Kebutuhan Anak secara Menyeluruh
Yang dimaksud Berorientasi Pada Kebutuhan Anak yaitu kegiatan pembelajaran harus senantiasa berorientasi pada kebutuhan anak. MEnurut Maslow kebuthan anak yang sangat mendasar adalah kebutuhan fisik (rasa lapar dan haus). Anak dapat belajar bila dalam kondisi tidak lapar dan haus. Kebutuhan berikutnya adalah kebutuhan keamanan (merasa aman, terlindung dari bebas dan bahaya). Kebutuhan rasa dimiliki dan disayang (berhubungan dengan orang lain, rasa diterima,dan dimiliki). Oleh karena itu pendidik harus mampu memberikan rangsangan pendidikan atau stimulus sesuai dengan kebutuhan anak. Pembelajaran yang berorientasi pada kebutuhan anak seperti yang dikemukakan Maslow dapat digambarkan di bawah ini.
4. Berpusat Pada Anak
Pendidik harus menciptakan suasana yang bisa mendorong semangat belajar. motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi dan kemandirian sesuai dengan karakteristik, minat, potensi, tingkat perkembangan, kebutuhan anak.
5. Pembejaran Aktif
Pendidik harus mampu menciptakan suasana yang mendorong anak aktif mencari, menemukan, menentukan pilihan, mengemukakan pendapat dan melakukan serta mengalami sendiri.
6. Berorientasi pada Perkembangan NIlai Karakter
Pemberian rangsangan pendidikan diarahkan untuk mengembangkan nilai-nilai yang membentuk karakter positif pada anak.
Pengembangan nilai karakter tidak dengan pembelajaran langsung akan tetapi melalui pembelajaran untuk mengembangkan kompetensi pengetahuan dan keterampilan serta melalui pembiasaan dan keteladanan.
7. Berorientasi pada Pengembangan Kecakapan Hidup
Biarkan / ajarkan anak melakukan apa yang bisa dikerjakannya, kalau memungkinkan berikan tanggung jawab / tugas sesuai usia / kemampuannya, jangan sedikit-sedikit dibantu, karena hal ini akan membantu anak mengembangkan kecakapan hidupnya.
Pendidikan Anak Usia DIni mengembangkan diri anak secara menyeluruh (The Whole Child) berbagai kecakapan hidup dilatihkan agar anak kelak menjadi manusia seutuhnya.
Bagian dari diri anak yang dikembangkan meliputi bidang Fisik-Motorik, Intelektual, Moral, SOsial, Emosi, Kreativitas, dan bahasa. Tujuannya ialah agar anak kelak berkembang menjadi manusia yang utuh yang memiliki kepribadian dan akhlak yang mulia, cerdas, terampil, mampu bekerja sama dengan orang lain, mampu hidup berbangsa , bernegara dan bermasyarakat.
Mengembangkan kecakapan hidup dapat dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan diarahkan untuk mengembangkan kemandirian anak.
Pengembangan kecakapan hidup dilakukan secara terpadu baik melalui pembelajaran untuk mengembangkan kompetensi pengetahuan dan keterampilan maupun mealalui pembiasaaan dan keteladanan.
8. Lingkungan KOndusif
Untuk menciptakan lingkungan yang kondusif , lingkungan pembelajran sebaiknya diciptakan sedemikan rupa sehingga dapat menarik, menyenangkan, aman dan nyaman bagi anak. Oleh karena itu penataan Ruang dapat diatur agar anak dapat mudah berinteraksi dengan pendidik, pengasuh dan anak lain.
9. Berorientasi Pada Pembelajaran Demokratis
Pembelajaran yang demokratis sangat diperlukan untuk mengembangkan rasa saling menghargai antara anak dan pendidik dan antara anak dengan anak lain.
10. Menggunakan Berbagai Media dan SUmber Belajar
PEnggunaan media belajar, sumber balajar dan narasumber yang ada di lingkungan PAUD bertujuan agar pembelajaran lebih konteksutal dan bermakna. Termasuk Narasumber adalah orang-orang dengan profesi tertentu yang dilibatkan sesuai dengan tema misal dokter, polisi, nelayan, petugas peadam kebakaran
Catatan Bunda Lina
–Belajar Tiada Henti–
Sampai jumpa di pertemuan selanjutnya ^-^