Materi dipersembahkan oleh 1. Ai Tsamrotul 2. Enung Nurjanah 3. Reni Andriyasari
Teh Reni mengawali materi ini dengan menyampaikan bahwa “Di zaman milenial ini, tentunya sudah serba digital, Media digital ibarat dua sisi mata pisau. Bisa berefek positif maupun negatif.
Media digital bisa mempengaruhi cara berpikir anak. Semisal ketika anak disuguhkan informasi mengenai sampah dan banjir. Anak diajak berfikir kritis untuk menilai dan memecahkan satu masalah.
Media digital dapat memberikan pengaruh positif bila menyuguhkan informasi yang bermanfaat bagi penggunanya selain itu menjadi tempat berbagi ekspresi dan informasi antar pengguna.
Yang menjadi masalah adalah bila media digital digunakan oleh anak yg pre aqil baligh (dimana anak belum bisa memilah mana yang salah mana yang benar). Karena informasi yang masuk diluar kendali si anak. Kemungkinan yang efek negatif ini justru yang dominan diserap si anak. Misalnya saat konten pornografi tak sengaja terhubung, kita tau bahwa efek pornografi bisa merangsang hormon dopamin. Dan jadilah informasi yg muncul terus menerus yg negatif itu.
.
Pengertian Media Digital dan Fitrah Seksualitas x
Media digital adalah media yang kontennya berbentuk gabungan data, teks, suara dan berbagai jenis gambar yang disimpan dalam format digital dan disebarluaskan melalui jaringan berbasis kabel optic boardband, satelit dan sistem gelombang mikro. (Flew, 2008: 2-3)
Fitrah seksualitas adalah tentang bagaimana seorang berfikir, merasa dan bersikap sesuai fitrahnya sebagai lelaki sejati atau sebagai perempuan sejati. (FBE, Ust. Harry Santosa) 44
Melalui media digital, berbagai informasi dapat dengan mudah diakses termasuk konten negatif sekalipun, termasuk sarana empuk bagi para pelaku kejahatan. Mereka dapat dengan mudah melancarkan aksinya melalui media digital.
Penelitian ECPAT menunjukkan di tahun 2014 sebanyak 322 kasus kekerasan pada anak yang dipicu dari sosial media dan internet. Jumlahnya terus meningkat dari tahun 2011 sekitar 100 kasus. Dan kejahatan seksual lewat internet menjadi kategori kasus yang tinggi
Survey KOMINFO tahun 2017, menunjukkan 66,31% penduduk Indonesia merupakan pengguna smartphone. Dan 65,34% diantaranya berada pada rentang usia 9-19 tahun. Berdasarkan penelitian End Child Prostution, Child Pornography, and Trafficking of Children for Sexsual Purposes ( ECPAT) Indonesia pada tahun 2017 pada 6 kota di Indonesia, sebesar 97% anak pada rentang usia 14-18 tahun sudah terpapar konten pornografi yang berasal dari internet. �
Dampak buruk dari paparan pornografi bagi anak :
1. Kecanduan
Berawal dari rasa penasaran kemudian menjadi dorongan pada anak untuk melihat lebih banyak konten pornografi. Kecanduan ini dipicu oleh pengeluaran hormon dopamin pada otak sehingga menimbulkan perasaan bahagia ketika menonton.
2. Merusak otak
Otak anak yang rusak pada bagian PFC (Pre Frontal Cortex) dimana otak ini berperan sebagai kontrol diri, membedakan salah dan benar.
3. Keinginan mencoba dan meniru
Ini berkaitan dengan terpengaruhnya mirror neuron. Mirror neuron adalah sel-sel otak yang mampu membuat anak merasa mengalami apa yang ditontonnya termasuk konten pornografi
4. Mulai melakukan tindakan seksual
Sebagai rasa penasarannya, anak akan terdorong untuk mencoba melakukan tindakan atas apa yang telah ditontonnya. �}y’�Ԁ��Q
Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) mencatat ada peningkatan kasus kekerasan seksual pada anak yang terjadi sejak 2016 sejumlah 25 kasus, lalu meningkat pada tahun 2017 menjadi 81. Puncaknya pada tahun 2018 menjadi 206 kasus. A0F08DB2F}
Dampak kekerasan seksual pada anak
✓ Korban merasakan kriteria psychological disorder yang disebut post traumatic stres disorder (PTSD) dengan gejala ketakutan yang intens terjadi, kecemasan yang tinggi dan emosi yang kaku setelah peristiwa terjadi.
✓Berpotensi untuk menjadi pelaku kekerasan seksual di kemudian hari
✓Trauma secara seksual
✓Merasa tak bahagia
✓Ketagihan
✓Dampak pada fisik mulai dari perlukaan, perdarahan sampai kematian
Dengan melihat dampak buruk yang ditimbulkan akibat paparan negatif dari media digital tersebut, jelas akan merusak fitrah seksualitas anak.
Salah satu contoh: terjadinya penyimpangan seksualitas seperti merubah gender maka ia tak dapat menjalankan perannya sesuai fitrah seksualitasnya kelak.
Atau anak yang dipaksa melakukan aktivitas seksual akan menimbulkan trauma fisik dan psikis. Trauma fisik akan mempengaruhi sistem reproduksi anak yang kelak dipersiapkan menjadi calon ibu di masa depannya. Trauma psikis akan berdampak pada rusaknya karakter/citra diri dan identitas diri/gender mengakibatkan anak tak dapat menjalankan perannya sebagai sebagai lelaki dan ayah sejati atau perempuan atau ibu sejati di kemudian hari. �����Q;
Apa saja yang bisa dilakukan orang tua ?
✓Orang tua terus mengedukasi diri tentang literasi digital
✓Memberikan, membangkitkan, menguatkan pendidikan fitrah seksualitas pada anak
✓Memberikan pendidikan sek pada anak
✓Membatasi penggunaan gadget pada anak dengan cara ; screen time dan screen break. Screen time: memberikan batasan waktu penggunaan gadget. Screen break : memberikan aktivitas tanpa melihat ke layar media digital misal: bermain di taman, olah raga dsb
✓Ajari adab berinteraksi dan merespon berbagai kejadian di dunia maya. Misal bagaimana anak bisa mengidentifikasi cyberbullying dan konten negatif lainnya.
✓Perkuat pengetahuan agama anak
✓Quality time dengan anak dan keluarga atau komunikasi 10 menit
Bila anak terlanjur kecanduan dan atau menjadi korban :
✓Konsultasikan pada ahli seperti psikolog atau melapor ke pihak berwajib dan komisi perlindungan anak
Sumber:
*Buku fitrah based education, Harry Santosa
*www.republika.co.id
*https//kolom.tempo.co
*www.kemenpppa.go.id *https//m.detik.com ـ��vP
Semoga Allah swt tunjukkan langkah kita untuk selalu di jalanNya. Aamiin. Terimakasih 😊😊/span> 7B}
Sesi Diskusi & Tanya Jawab
1. (teh Ahsani)
Bagaimana screen time yg baik untuk usia 2-3 thn ?
jawab :
Teh Enung :
Sebelum saya mencoba menjawab..barangkali ada yg mau menanggapi?
Sayaa kiraa usiaa segituu lagii sukaa yaa dengaan warna warni…apalagi kalo dikasih gadget yg banyak warnaa samaa gerak gerak sendiri..masyaAlloh.
TEh fifit :
Bismillah… Sy cb menanggapi ya teh.
Baiknya tidak dikenalkan dlu. Namun jk sdh terlanjur kenal, maka screen timenya cukup maksimal 15-30 menit sehari, dan hanya satu kali.
Sebenarnya diusia ini anak-anak masih lebih mudah diarahkan atau dialihkan dengan aktivitas yang benar-benar disukai atau membuatnya tertarik
Teh Ai :
Sekedar berbagi pengalaman buruk..sebelum mengetahui usia dirham dibawah 2thn sayaa sengaja kasih doi tablet didalemnyaa banyak Vidio edukasi maksudnya biar terstimulus…namun ternyataa setelah mengetahui ada yg berpendapat katanya 0-2thn ituu no gadget yaa, koreksi bilas salah🙏🏻
TEh Enung : Betul kata teh Fifit yaa…bahwa anak2 balita sedang masa asik2nya EKSPLORE, Dia butuh stimulasi 5 panca inderanya.
0- 18 bulan : tidak diberikan
18 – 24 bulan : sangat terbatas. Tidak digunakan terus menerus. Pd wkt2 tertentu saja diperbolehkan
2-4 tahun : 1 jam per hari
4-6 th : 1,5- 2 jam
6 th : pembatasan dengan konsisten
Oya maaf ada tambahan nih..🙏🏻
Ada beberapa aplikasi yang dapat membantu orangtua dalam mengontrol penggunaan gadget pada anak.
Fitur tersebut dapat mengendalikan isi konten dan waktu penggunaan smartphone anak.
Orang tua dapan memilah aplikasi, memblokir aplikasi dan mengatur lama waktu penggunaan gadget.
Beberapa aplikasi tersebut diantaranya;
- KIDS PLACES
- KAKATU PARENTAL CONTROL
- SCREEN TIME PARENTAL CONTROL.
2. (Teh fifit)
Adakah pengaruh positif media digital bagi perkembangan fitrah seksualitas anak? Jika ada, tolong jelaskan contohnya..
Seperti yg sudah dibuka di awal ya teh, bagai dua sisi mata pisau.
Walaupun yg kami soroti efek negatif, Insya allah tetap ada pengaruh positifnya.
Misalkan media digitalnya digunakan anak perempuan yg sedang hobi masak dengan membuka konten masak memasak, atau tutorial crafting.
Nah untuk lelaki misalnya berburu konten cara memperbaiki sepeda yg rusak ringan seperti itu ya teh Fifit.
Mungkin tetehs yang lain ada yg mau menambahkan contohnya ? Mangga 😊
MasyaAlloh🤩🤩 tentunya ini dengan dibersamai yaa teh…anak saya korban yutup jadi tau Ironman,hulk dan teman2nya… MasyaAlloh susaaah sekarang itu ngedistraksinya..jadi PR bangeet.
Setuju teh, sebenarnya ada bahkan banyak juga ya sisi positifnya. Asal kita menggunakannya dengan baik dan bijak.
Menambahkan yaa..maka dari itu seharusnya ketika anak memegang hp, anak hrs tau ya minimal apa aja positif negatifnya
#gamelevel11
#tantangan10hari
#fitrahseksualitas