Bismillah…
Malam ini saya tidak bisa memejamkan mata, walaupun saat ini sedang berada di atas kasur yang empuk berselimutkan kain tebal dan empuk di bawah sejuknya AC kamar hotel, dihiasi sorotan lampu – lampu hias membuat kamar ini terasa nyaman. Namun ada sesuatu yang mengganjal dalam hati setelah Ba’da Isya barusan bertemu sahabat yang sudah lama tidak bertemu.
Sahabat saya bernama sangat cantik, matanya secantik mata bidadari, Hurul Ain namanya. Saya sedikit agak lupa bagaimana kami awalnya bisa saling mengenal dan akhirnya dekat. Namun karena sahabat saya ini sedikit cerewet berwatak sanguin, sedangkan saya yang pendiam merasa nyaman dan terhibur jika dekat-dekat dengan anak satu ini. Sampai pada akhirnya ikatan persahabatan kami semakin erat setelah kami sama-sama berhijrah, bukan hanya karena ikatan nyaman semata tapi juga karena InsyaAllah bersahabat karena Allah… Menjadi pengingat disaat khilap, menjadi penguat disaat futurnya iman… Dan semoga bisa menjadi salah satu golongan jalan yang mendapatkan Naungan Allah Swt di Yaumil Akhir nanti, yakni yang mencintai dan berpisah karena Allah…
Yang membuat malam ini saya sedih adalah mendengar kisah sakit yang dialaminya selama 2 tahun ini. Saya tidak pernah tahu kalau beliau sedang sakit, sayapun tidak pernah menanyakan kabarnya apakah sedang sehat atau sakit… Ahh ya Allah Sahabat macam apa saya ini. Ini yang kemudian menjadi Bahan Muhasabah diri, saya terlalu fokus dengan urusan sendiri, sehingga kadang luput dari memperhatikan orang-orang terdekat. Mulai malam ini sayapun berjanji terhadap diri sendiri akan mulai menaruh perhatian lebih ke orang-orang terdekat dan mencoba menikmati prosesnya…
Terlebih, beliaupun bukan tipe orang yang senang mengumbar kesedihan dan kesulitan hidupnya pada orang-orang termasuk ke orang terdekat sekalipun. Beliau adalah orang yang selalu ceria dan membuat orang lain tertawa bahagia jika dekat dengannya… Beliau ceritapun karena saya menanyakan kenapa badannya menjadi sangat kurus…
Ternyata sahabatku ini mengalami saraf kejepit dikarenakan ada tulang leher yang retak. Selama 2 tahun ini beliau menahan rasa sakit yang menjalar di sekujur tubuhnya. Leher yang tidak bisa lagi leluasa menengok kiri dan kanan. Volume suara yang mulai mengecil… Subhanallah ini yang membuat hati saya merasa teriris-iris, melihat keadaan dan mencoba merasakan bagaimana sehari-seharinya mengurus ketiga anaknya yang hampir sebagian besar dilakukannya sendiri karena LDM bersama suaminya…. Namun bagaimanapun semua ini adalah sudah Kehendak Allah Takdir dari Allah Qodarullah…
Alhamdulillah begitu besar kasih sayang Allah sampai mempertemukan kami kembali sehingga sayapun bisa sedikit memetik hikmah dari pertemuan yang singkat ini,
- Setiap kita Allah uji dengan sesuatu atau keadaan yang berbeda. Saya saat ini diuji dengan nikmat sehat (Alhamdulilllah), apakah pandai mensyukurinya ataukah tidak pernahh merasa bahwa itu adalah nikmat dan karunia dari Allah sampai Allah memberikan ujian dalam bentuk sakit, dan baru bisa merasakan arti dari nikmat sehat itu…
- Ketika nikmat sehat itu dicabut, semuanya menjadi sangat hambar, begitu semua yang di depan mata kita tidak menjadikan kita berselera… sampai kita bisa bersabar untuk bisa lulus ujian ini.
- Allah sangat sayang Hamba-Nya yang bertaqwa, walaupun Allah berikan ujian sakit namun Allah berikan kebahagiaan dari sisi lain berupa suami yang sholeh dan menyenangkan serta anak-anak Sholih Sholihah, dan Qurrota ‘Ayun, perhatian dan mengerti kondisi dan keadaan orang tuanya.
- Benarlah adanya bahwa terkadang ujian kesulitan lebih mudah membawa kita dekat dengan Rabb Semesta Alam dibandingkan ujian berupa kelapangan yang membuat banyak orang lalai dan menjauh dari Rabb-Nya…
- Terakhir, hanya berharap dan berdoa semoga kelapangan harta dan kesehatan lahir bathin yanng kami dapati hari ini menjadikan kami lebih dekat dengan-Mu sehingga bisa lulus dari ujian ini sebagaimana lulusnya saudara dan sahabat kami yang bersabar atas ujian kesempitan atau sakit yang dialaminya.
- Keduanya adalah sama-sama bentuk ujian dari Allah yang pasti akan kita dapati di dunia ini dalam berbagai keadaaan / kondisi yang dialami sampai waktu kita habis di dunia ini.
Semoga tulisan ini menjadi pengingat diri ketika lemah, penguat diri
Wallohu’alam bishowab
Kuningan, 10 September 2022 Hotel Grand Cordela Kuningan.