Mungkin saya terbilang cukup terlambat mengenal sosok melegenda seperti Pak Bi, sama seperti terlambatnya keinginan saya dalam mencari dan memperdalam ilmu branding. Sudah hampir 10 tahun saya mencoba berbisnis dan selama itu pula saya hanya fokus pada belajar selling dan marketing, sedangkan ketertarikan s dengan ilmu Branding ini sangat sedikit sekali, karena mindset saya saat itu adalah Branding perlu waktu yang lama, Branding hanya menghabiskan uang , dsb.
Beberapa hari lalu, saya baru sadar dengan salah satu kesalahan bisnis yang dijalani selama ini, dan kesalahan itu mendorong saya untuk mencari sesuatu di google dengan mengetikan kata kunci “positioning” dan akhirnya munculah beberapa video yang membuat saya penasaran karena begitu bertebaran foto orang tua yang kumisan dan berjenggot hehe. Jadi penasaran dengan yang disampaikan beliau… maka satu hari penuh saya menyimak youtube beliau yang orang panggil dengan nama Pak bi.
Saya yang sedang dilanda banyak masalah merasa tercerahkan dengan ilmu-ilmu yang Pak Bi sampaikan walaupun baru sebatas menyerap informasi dan belum sepenuhnya saya fahami, saya merasa ilmu yang Pak bi sampaikan adalah hal-hal yang sangat mendasar.
Saya yang selama ini interest dengan produksi, selalu ingin memproduksi sesuatu yang baru, fokus pada produk namun tidak diimbangi dengan riset pasar dan strategi marketing yang tidak memadai sehingga permasalahan stok menumpuk tidak bisa saya hindari. Dan baru sadar bahwa saya masih menggunakan mindset 4P (Produk, Price, Place dan Promotion) yang menurut pak Bi itu adalah sistem marketing modern yang muncul di Tahun 1960 yang kemudian disebut dengan era 1.0.
Dari salah satu video yang berada di Channel Pak juga saya baru tahu bahwa pada Tahun 1990 munculah istilah BRANDING yang memfokuskan pada konsumen, bagaimana membuat pembeli jadi pelanggan melewati serangkaian pengalaman setelah mengkonsumsi atau memakai produknya.
Sehingga saya berada pada satu kesimpulan bahwa Jika berbisnis dimulai dengan produk, maka itu adalah salah, yang benar adalah mulai dengan Value Creation. Tapi jika sudah terlanjur demikan, maka harus segera di inject dengan Value.
Sehingga munculah Value Added CAnvas.
Itulah yang saat ini saya coba pelajari dan implementasikan melalui workshop 3 hari bersama Pak Bi.
Saya memiliki bisnis jenis opportunities, bisnis yang lahir dari sebuah keadaan rutinitas tahunan yaitu Rutinitas Ramadhan dan lebaran, yaitu bisnis mukena yang kemudian saya namai dengan merk Mukena Zaida. Mukena ini laris manisnya tahunan, oleh karenanya dari tahun ke tahun saya melakukan usaha ini biasanya 6 bulan menjelang Ramadhan. Namun saat ini saya punya keinginan untuk membuat usaha ini menjadi sustain every day, every month, every year. Oleh karenanya walaupun tidak sedang rame saya tetap berusaha menjalankan usaha ini, dengan tetap aktif memproduksi. Namun karena tidak diimbangi dengan jumlah penjualan yang sesuai akhirnya muncul permasalahan penumpukan stok seperti yang saya ktakan sebelumnya.
Semoga setelah mengikuti workshop bersama Pak Bi ini, bisa menjadi jalan terselesaikannya permasalahan saya saat ini. Mudah? pastinya enggak mudah… karena butuh pemikiran yang mendalam dan mungkin diskusi panjang…
Saya mulai dari mencoba membuat Purpose berupa Produk Insight dari Mukena Zaida, Target Market, Adoption Category dan Market kategori dan Competitor. Lalau kemudian saya haru mencoba membuat stateginya dengan menambahkan value melalui Brand DNA, core value, dan added value serta positioning. Di tahap ini yang tadi saya katakan harus berfikir keras karena ini adalah strategi dan strategi menurut pak bi menentukan hidup matinya sebuah bisnis, menentukan bagaimana bisnis 5-10 tahun ke depan yang tentunya mungkin gak mudah untuk menemukannya.
Di tahap ini saya baru bisa mengunyah informasi yanga pak bi sampaikan, bahwa dalam membuat DNA sebuah brand kita bisa mengibaratkan DNA pada manusia, bahwa DNA pada manusia sifatnya unik dan melahirkan persepsi yang unik yang juga akan menurun pada produk dan brand yang akan dijual.
Brand DNA harus mengandung nilai-nilai yang unik yang akan diterima pelanggan dengan cara membangun MUTUAL INTEREST dan salah satunya bisa melalui jingle. DIcontohkan Pak Bi pada produk Kopiko misalnya ” Bila anda ngantuk, tapi anda sibuk tak sempat ngopi..” Nah kalau diimplementasikan ke dalam produk mukena?
Saya sudah coba sih membuat positioning canvas untuk produk mukena zaida
Categori Produk : Mukena
Brand DNA : Mukena ********
Core Value : W*****i
Added Value : Pertama
Positioning : Mukena yang **** yang *** yang p******
Ahaa sudah mulai nih ada remeng-remeng.. mudah-mudahan Allah mudahkan… Aamiiin..
Mudah-mudahan juga dapat kesempatan untuk bisa belajar di 3 Tahun Indonesia Spicing The World. Aamiiin
IG : bundalina05
YT : bundalina’s stories