Beberapa teori berkaitan dengan perkembangan anak yaitu menurut Allen bahwa ada 3 prinsip yang mengatur perkembangan motoric, yaitu cephalocaudal, proximodistal, dan perbaikan.
- Cephalocaudal: perkembangan tulang dan otot bermula dari kepala ke arah jari kaki. Setiap individu akan belajar untuk mengendalikan otot yang menunjang kepala dan leher, bergerak ke arah tubuh, dan kemudian segala hal yang memungkinkannya menjangkau benda.
Baru setelah itu otot untuk berjalan yang mengalami perkembangan agak akhir - Proximodistal: perkembangan tulang dan otot yang dimulai dengan meningkatnya pengendalian otot yang posisinya paling
dekat dengan bagian tengah tubuh, secara bertahap bergerak ke bagian luar menuju ke bagian yang jauh dari titik tengah
menuju ke bagian kaki dan tangan. Seorang anak sebelum ia mampu untuk melukis menggunakan kuas kecil pada bidang yang kecil maka ia akan mencoba melukis dengan kuas yang besar pada bidang yang
besar karena otot-otot yang lebih dahulu matang adalah otot lengan atasnya - Perbaikan (refinement): perkembangan otot dari yang umum menuju yang lebih khusus dan ini mencakup baik motorik kasar maupun motorik halus. Pada usia dini anak misalkan baru bisa melempar
bola ke arah depan pada jarak yang pendek, dengan bertambahnya usia dan pengalaman anakpun dapat melempar bola dengan jarak yang jauh dan juga akurat mengenai sasaran.
Teori perkembangan kognitif menurut Jean Piaget meliputi sensorimotor, pra operasional, operasional konkrit.
- TAHAP SENSORI MOTOR, terjadi pada rentang usia 0 – 24 bulan. Pada masa ini panca indera dan aktifitas motorik dipergunakan anak untuk mengenal lingkungan dan obyek-obyek yang ada. Walaupun pada saat lahir bayi terlihat sangat tidak berdaya dan bergantung pada orang lain, namun beberapa alat inderanya sudah dapat dipergunakan seperti indera penglihatan, pendengaran dll, iapun sudah mampu menggerakkan otot-otot di sekitar mulutnya untuk menghisap puting susu ibunya agar bisa memperoleh ASI. Dengan stimulasi yang tepat dan memadai maka anak dapat mengenal dunianya menggunakan alat-alat indera dan gerakan-gerakan motorik.
- TAHAP PRA- OPERASIONAL (2 – 7 tahun), pada masa ini ada perkembangan yang sangat jelas bila dibandingkan dengan masa sebelumnya, yaitu kemampuan menggunakan simbol terutama dalam bahasa. Sudah dapat berpikir tentang sesuatu tanpa harus ada benda yang nyata dihadapannya, misalnya ketika memegang penggaris anak bisa menyebutkan itu adalah pisau, pistol, alat pemukul, sapu dan lain-lain; mampu melakukan sesuatu hal yang pernah dilihatnya di waktu lampau seperti mengucapkan kata-kata yang diperolehnya dari acara televisi yang ditontonnya semalam. Anak mulai mengerti dasar-dasar mengelompokkan sesuatu berdasarkan satu aspek dahulu seperti warna, bentuk atau ukuran saja dan kemudian terus meningkat. Pada masa ini anak belum dapat memusatkan perhatian pada dua dimensi yang berbeda secara simultan.
- TAHAP KONGKRIT – OPERASIONAL (7- 11 TAHUN), pada saat ini anak sudah mulai bisa melaksanakan 3-4 perintah sekaligus dalam satu kali instruksi. Anakpun sudah dapat mencapai kemampuan untuk berpikir sistematik terhadap hal-hal atau obyek-obyek yang kongkrit. Mencapai kemampuan meng-konservasi. Anak mampu untuk menyelesaikan ma-salah yang sifatnya kongkrit.
Teori perkembangan bahasa menurut MacWhinney perkembangan berbahasa yang normal bersifat tertaut, bertahap dan bergantung pada kematangan dan kesempatan belajar.
- MacWhinney, 1999 (Allen, 2010:30) mengatakan perkembangan berbahasa yang normal bersifat teratur, bertahap dan bergantung pada kematangan dan kesempatan belajar.
- Bahasa seringkali didefinisikan sebagai sebuah sistem simbol, secara lisan, tertulis dan dengan menggunakan gerak tubuh (seperti melambaikan tangan untuk memanggil, gemetaran karena ketakutan), yang memungkinkan kita untuk berkomunikasi satu sama lain.
- Tahap Perkembangan bahasa di tahun pertama kehidupan disebut fase pralinguistik atau prabahasa.
Faktor faktor pendukung perkembangan anak usia dini (1) keterampilan bermain, (2) Latihan yang sesuai dengan perkembangan (Konsep Developmentally appropriate practise) meliputi tiga aspek yaitu: kesesuaian usia, kesesuaian secara individual, dan kesesuaian sosial budaya.
Perkembangan anak rentang 0-6 tahun berdasarkan kelompok usia yaitu bayi/infant, usia dari lahir – 12 bulan,
batita/toodler, usia 12 bulan – 36 bulan,
prasekolah/preschool, usia 3 – 6 tahun.
EVALUASI
1⃣ Apa yang termasuk dalam karakteristik anak dini?
a. Usia, kesesuaian secara individual
b. Usia, kesesuaian secara individual, kesesuaian secara budaya
c. Usia, kesesuaian secara individual, kesesuaian dengan guru
d. Usia, kesesuaian secara individual, kesesuaian dengan sekolah
2⃣ Pemberian dukungan pada anak agar dapat terus berinisiatif dan mau mencoba hal-hal baru dapat dilakukan pendidik pada anak usia…
a. 0-1.5 tahun
b. 1.5-3 tahun
c. 3-5 tahun
d. 5-12 tahun
3⃣ Membangun rasa percaya pada anak usia
0-1.5 tahun dapat dilakukan dengan:
a. Memberikan lingkungan yang dapat menumbuhkan rasa percaya bahwa dunia yang ditempati merupakan tempat yang aman
b. Melatih kemandirian
c. Membiarkan anak untuk melakukan aktifitasnya sendiri tanpa bantuan orang tua
d. Mengajak anak untuk berinteraksi dan bersosialisasi dengan lingkungan sekitar
4⃣ Yang merupakan ciri tahap pra operasional konkrit adalah
a. anak dapat berpikir tentang sesuatu tanpa harus ada benda yang nyata dihadapannya, misalnya ketika memegang penggaris anak bisa menyebutkan itu adalah pisau, pistol, alat pemukul, sapu dan lain-lain;
b. Anak memiliki kemampuan mengkonservasi
c. Anak mulai mengerti dasar-dasar mengelompokkan sesuatu berdasarkan satu aspek dahulu seperti warna, bentuk atau ukuran saja dan kemudian terus meningkat
d. Anak dapat mengenal dunianya dengan menggunakan alat-alat indra dan gerakan-gerakan motorik
5⃣ Apa saja program perkembangan pada anak usia dini?
a. Seni, nilai agama moral, bahasa , kognitif
b. Nilai agama moral, bahasa, kognitif, fisik motorik, sosial emosional
c. Nilai agama moral, bahasa, kognitif, fisik motorik, sosial emosional, seni
d. Nilai agama moral, kognitif, fisik motoric, sosial emosional, seni
Jawaban :
1. B.
1⃣ Menurut teori Developmental Appropriate Practise ada 3 aspek yg mempengaruhi perkembangan anak, yaitu:
a. Kesesuaian usia. Dimana pertumbuhan dan perubahan yang terjadi pada anak di 9 tahun kehidupannya bersifat universal & ada pada urutan yang dapat di prediksi.
b. Kesesuaian secara individual. Setiap anak memiliki pola & waktu untuk berkembang yang berbeda satu dg yg lainnya. Dalam menyiapkan proses pembelajaran harus dpt mengakomodasi keunikan dari masing2 anak.
c. Kesesuaian secara sosial dan budaya. Latar belakang sosial budaya anak yang berbeda2 harus d pahami oleh pendidik. Keadaan ini harus menjadi acuan dalam mempersiapkan materi pembelajaran yang sesuai dan berarti bagi kehidupan anak.
DIskusi :
Afwan UMMI,mau tanya maksudnya dari kesesuaian sosial budaya seperti apa enggeh ….!!! Syukron🙏
Ummi : Misalnya anak-anak yang hidup di daerah pantai akan lebih mudah memahami setiap informasi yang baru jika berkaitan dengan laut, pantai, ikan, pohon kelapa dan lain-lain.
4. B
DIskusi : Maksudnya pra operasional konkret gimana ya?
Ummi : TAHAP KONGKRIT – OPERASIONAL (7- 11 TAHUN), pada saat ini anak sudah mulai bisa melaksanakan 3-4 perintah sekaligus dalam satu kali instruksi. Anakpun sudah dapat mencapai kemampuan untuk berpikir sistematik terhadap hal-hal atau obyek-obyek yang kongkrit. Mencapai kemampuan meng-konservasi. Anak mampu untuk menyelesaikan ma-salah yang sifatnya kongkrit.
5. C. Nilai agama moral, bahasa, kognitif, fisik motorik, sosial emosional, seni
Alasan :
1.Pengembangan nilai agama dan moral mencakup perwujudan suasana belajar untuk tumbuh-kembangnya perilaku baik pada peserta didik yang bersumber dari nilai agama dan moral dalam konteks bermain.
2.Pengembangan motorik mencakup perwujudan suasana untuk tumbuh-kembangnya kematangan kinestetik dalam konteks bermain.
3.Pengembangan kognitif mencakup perwujudan suasana untuk tumbuh-kembangnya kematangan proses berfikir dalam konteks bermain.
4.Pengembangan bahasa mencakup perwujudan suasana untuk tumbuh-kembangnya kematangan bahasa dalam konteks bermain.
5.Pengembangan sosial-emosional mencakup perwujudan suasana untuk tumbuh-kembangnya kematangan sosial dan emosi peserta didik dalam konteks bermain.
6.Pengembangan seni mencakup perwujudan suasana untuk tumbuh-kembangnya apresiasi seni dalam konteks bermain.