Masya Allah Walhamdulillah sudah Sampai di Game Level 11. Pada Level kali ini temanya tentang Fitrah Seksualitas. Tantangan di Game level 11 kali sedikit berbeda. Perbedaanya adalah isi materi tidak diberikan oleh fasilitator melainkan dari Mahasiswi Bunsay yang diwakili oleh setiap kelompok dimana materi dan kelompoknya sudah ditentukan.
Berikut pembagian kelompok diskusi level 11 : Fitrah Seksualitas
Kamis, 20 Feb 2020
Kelompok 9 (Riceu Suciyanti, Yunida Ayuningtias)
Tema : Pemahaman Perbedaan Gender
Jumat, 21 Feb 2020
Kelompok 10 (Siti Aisah, Vera Fitriyanti )
Tema : Pendidikan Fitrah Seksualitas Sejak Dini
Sabtu, 22 Feb 2020 Kelompok 1 (Ahsani Taqwim, Devi Al Irsyadiah, Nurul Puspita )
Tema : Peran Orang Tua dalam Membangkitkan Fitrah Seksualitas
Senin, 24 Feb 2020
Kelompok 6 ( Hafida asmara, Salmi Yuwaffa, Safadella Syarif )
Tema : Peran Ayah dalam Pengasuhan untuk Membangkitkan Fitrah Seksualitas
Selasa, 25 Feb 2020
Kelompok 5 (Diana Fadiatul Ishmah, Exfarani Amaliyah, Meilinda)
Tema : Pentingnya Aqil Baligh Secara Bersamaan
Rabu, 26 Feb 2020
Kelompok 2 (Ai Samrotul Fu’adah, Enung Nurjanah, Reni Andriyasari)
Tema : Pengaruh Media Digital Terhadap Fitrah Seksualitas
Kamis, 27 Feb 2020
Kelompok 7 (Nurlia, Rabiul Hukmi, Santy Susanti )
Tema : Menjaga Diri dari Kejahatan Seksual
Jumat, 28 Feb 2020
Kelompok 3 ( Amelia Warliana , Bintan Fajar Islami, Lina Nurlina)
Tema : Penyimpangan Seksualitas, Pencegahan dan Solusinya
Sabtu, 29 Feb 2020
Kelompok 8 (Fifit Fitria Ratnaningsih, Yan Ika Fitria Setya Putri)
Tema : Peran Lingkungan dan Perlindungan dari Kejahatan Seksual
Senin, 2 Maret 2020
Kelompok 4 (Dety Damayanti, Imas Siti Nursaadah, Riska Simpati )
Tema : Ketika Anak Bertanya (FAQ yang biasa diajukan anak mengenai seksualitas, dan cara menjawabnya)
Untuk Materi di Hari Pertama ini adalah tentang Pemahaman Perbedaan Gender. Materi disampaikan oleh kelompok 9 yaitu teh Yunida dan teh Riceu.
Berikut ini resume dari Materi dan hasil Dikusi Kelompok.
Sebagai orang tua tentunya kita harus memahami ilmu tentang fitrah seksualitas, untuk bekal menyampaikan kepada anak tentang fitrah mereka yang satu ini. Dimana pemahaman Perbedaan Gender ini sangat penting disampaikan kepada anak sedini mungkin, agar kelak tidak terjadi penyimpangan yang justru berasal dari informasi yg kurang tepat.
Dari materi yang dipaparkan, Gender dan Seks itu pengertiannya berbeda. Menurut WHO Gender adalah Sifat perempuan dan laki-laki, sedangkan seks atau jenis kelamin adalah perbedaan biologis antara pria dan wanita.
Maka sangat penting bagi kita orang tua memberikan pemahaman perbedaan gender terhadap anak.
Dikutip dari BUku Fitrah Education, Peran GEnder bersifat kodrati atau fitrah yang artinya melekat pada jenisk elamin tersebut.
Maka dari itu dalam memberikan pemahaman perbedaan gender diperlukan kehadiran sosok Ayah dan Ibu yang menjalankan fungsinya masing-masing sesuai dengan fitrahnya dalam setiap perkembangan anak.
Dalam pemahaman ini kita bisa mulai dengan Usia 0-2 Tahun, anak didekatkan dengan ibunya, karena anak menyusui. Usia 3-6 Tahun anak didekatkan dengan AYah dan Ibunya agar memiliki keseimbangan emosional dan rasional, apalagi anak harus memastikan identitas seksualnya sejak usia 3 tahun. Usia 7-10 Tahun anak lelaki didekatkan kepada Ayah sedangkan ANak prempuan didekatkan kepada Ibunya karena paad fase ini egosentris anak mulai mereda dan bergeser ke sosio sentris. Anak sudah memiliki rasa tanggung jawab moral dan pada usia ini sudah ada perintah sholat. Usia 10-14 tahun usia dimana puncak fitrah seksualitas dimulai serius. Anak lelaki didekatkan kepada Ibunya dan Anak perempuan didekatkan kepada Ayahnya.
Semoga kita dapat merenungi dan menerapkan pendidikan fitrah seksualitas anak-anak kita, dan anak-anak kita dapat memahami perbedaan gendernya.
Dan dibawah ini adalah hasil diskusi, pertanyaan dan jawaban oleh kelas Bunsay Batch #5 Jawa Barat
Ada komentar dari teh imas mengenai perbedaan Gender dan Seks, kurang lebih lebih isinya seperti ini “Aku baru tau perbedaan gender dan seks. Dan bisa difahami kenapa gender bisa tertukar. Bukan karena jenis kelamin yang salah tempat, tapi karena mungkin faktor fitrah seksualitas nya yang tidak sempurna yah. *Agak greget ketika kaum LGBT berdalih bahwa mereka itu tidak salah tapi karena faktor dari lahir..
Pertanyaan dari teh Ahsani, “Mau tanya teh apakah boleh permainan untuk laki – laki atau masak – masakan untuk perempuan? Bolehkah anak perempun bermain mobil – mobilan” ?
Jawab :
Untuk permainan boleh teh, asal kita dampingi dan kita arahkan, misalnya anak perempuan bermain mobil2an, mungkin bisa kita beri tahu bahwa mobil adalah alat transportasi yg kelak bisa dikendarainya.
begitupun jika anak laki2 bermain boneka, maka perankanlah ia sebagai sosok laki2 dalam memainkan boneka. mungkin bisa difasilitai dengan boneka yg sesuai dg jenis kelaminnya, agar nak tdk kehilangan identitasnya. 🙏
Tanggapan dari Teh Enung : “Setuju teh…asalkan dengan cara yang tepat ya..karena laki-laki juga harus bisa mengenal aktivitas perempuan seperti memasak. Apalagi zaman sekarang cheff ada yang laki-laki2 ya”
TEh enung menambahkan, “Saya rasa disini perlunya pendampingan. Biasanya anak sudah menginjak SD mereka cenderung suka ke permainan yang menunjukan sesuai gendernya..tapi kalo misal ada yang terasa janggal bisa menjadi “alarm” buat kita para mommy untuk mengidentifikasi anak apakah ini penyimpangan atau mngkin bisa saja menunjukan bakatnya kelak?? CMIIW🙏🏻”
Tanggapan teh Vera : “Izin menambahkan berarti ini memberikan pola asuh atau pendidikan yang androgini ya, baik anak laki laki dan perempuan bisa diperkenalkan dengan mainan apa saja tidak terkotak-kotak jenis kelamin yang penting di dampingi dan diberi pemahaman.
Tanggapan dari teh Ai (Fasilitator) : “Menurut ibu Elly Risman, anak usia dibawah 5 tahun, itu mainannya genderless, jadi bebas tidak dibedakan. Pada umumnya secara fitrah, anak diatas 5 tahun sudah bisa membedakan, atau lebih menyukai permainan sesuai gendernya”
Pertanyaan dari teh Riceu dan Teh Yunida, ” Jika salah seorang dari orangtua tidak ada, “bagaimana cara memenuhi kebutuhan fitrah seksual yang tertera di fase 7-10. Dimana laki-laki harus dekat dengan ayah dan perempuan dengan ibu?”
Jawaban : Bisa didekatkan dengn paman atau bibi. atau orng yg Dituakan teh 🙏
Pertanyaan dari teh fifit, “Gender adalah sifat perempuan dan laki-laki. Adakah klasifikasi khusus mengenai sifat-sifatnya, biar lebih bisa membedakan manakah yang termasuk sifat laki-laki dan manakah yang termasuk sifat perempuan?”
Jawaban : Sifat laki-laki, dan perempuan itu seperti norma, peran, dan hubungan antara kelompok pria dan wanita teh
Pertanyaan dari teh Della, “Kenapa usia di atas 10 tahun malah anak laki2 harus dekat dengan ibu dan sebaliknya?”
JAwaban :
“Anak laki-laki harus didekatkan dengan ibunya agar kelak jika ia dewasa bisa memahami secara empati kepada wanita, begitupun sebaliknya, agar kelak jika ia sudah dewasa bisa memahami bagaimana pria dari sosok ayah nya”
Tanggapan dari Teh Ai (Fasilitator) :”Anak usia 10 tahun kan masuk pre Aqil balig ya? Mulai menyukai lawan jenis… Nah, benar sekali kata teh Riceu, perlunya kedekatan anak perempuan dengan ayah dan anak laki-laki dengan ibu, agar lebih memahami dan terbimbing bagaimana seharusnya mereka menjalani hubungan antar lawan jenis.
Pertanyaan dari teh Bintan “penjelasan identitas seksualitas anak ke anak usia 3 bagaimana ya teh supaya anak mudah memahaninya?”
Jawaban :
Mudah memahami bahwa ia adalah seorang wanita atau lelaki ya teh?
Kalau saya pribadi saya suka bilang Jingga cantik. lalu anak saya suka menanggapi, mama cantik, apah cantik. kadang suka saya luruskan teh, apah kan laki2 jadi bukan cantik, tapi cakep. atau seperti memakai mukena dan kopiah.
Tanggapan dari Teh Ai (Fasilitator) :” Bisa dengan membedakan model pakaian, model rambut, panggilan, dsb seperti kata teh Riceu…”
Sekian resume diskusi perdana game level 11, Pemahaman Perbedaan Gender.
#Harike1
#Tantangan10hari
#Gamelevel11
#Fitrahseksualitas